Selasa, 29 Agustus 2017

Contoh Tugas Staff Marketing

Contoh Tugas Staff Marketing

Contoh Tugas Staff Marketing - Berkarir didunia marketing awalannya terlihat mengasyikkan. Beberapa orang yang baru juga akan meniti karier didunia marketing mungkin saja berfikir kalau pekerjaan Tim Marketing cuma hanya pikirkan kiat, rencana serta sekedar duduk enjoy di kantor. Bila penjualan tidak masuk tujuan, bukanlah Tim Marketing yang disalahkan, namun Tim Sales. Bila berlangsung pengurangan karyawan, Tim Produksi serta Sales yang terkena duluan, baru mungkin saja sesudahnya Marketing. 

Tetapi janganlah salah, nyatanya Tim Marketing bukan sekedar diakui, tetapi juga dituntut agar bisa kembalikan kondisi yang paling susah meskipun. Tim Marketing mesti dapat menganalisa kondisi serta berfikir diluar batas kebiasaan untuk dapat mencari jalan keluar dengan beberapa kiat brilian. 

Marketing & Branding 

Tugas Marketing Perusahaan

Pada intinya marketing yaitu kesibukan untuk membuat satu brand atau reputasi. Branding yaitu inti dari marketing. 

Sebelumnya berkarir di Jakarta, aku sempat melakukan bisnis laser disc rental di Yogyakarta. Waktu tersebut aku mengerti perlunya branding untuk membuat satu usaha yang berhasil. Usaha ini sedang booming pada pertengahan th. 90-an, serta aku bukanlah pemain awal. Bila bukanlah jadi yang awal, jadilah yang awal di kelompok beda, atau mungkin dengan kata beda, cari pembeda yang relevan serta berkelanjutan. Pembeda brand aku (Disc House) saat itu cukup simpel ; tak ada system denda apa pun. Terdengar nekad memanglah, tetapi aku telah pikirkan kiat jalan keluarnya. 

Untuk meminimalkan nilai kerugian yang dibuat dari keterlambatan pengembalian, aku mengaplikasikan system insentif untuk pelanggan yang kembalikan pas saat. Namanya “kupon teratur. ” Dengan menyatukan kupon teratur, pelanggan dapat memperoleh bermacam hadiah ; yang paling simpel yakni dapat meminjam sekali lagi dengan bebrapa hanya. Aku juga tawarkan “money-back guarantee” untuk pelanggan yang telah terlanjur meminjam film tetapi nyatanya tidak sukai dengan filmnya (atau salah judul, atau argumen apa pun), bila dikembalikan kurun waktu 3 jam, bisa diganti dengan film beda tanpa ada cost penambahan. 

Inspirasi simpel itu akhirnya cukup dahsyat ; brand Disc House cepat di kenal, serta reputasinya sekian cepat terbangun. 

Didunia korporasi yang semakin besar, aplikasi marketing pastinya lebih kompleks. Waktu masuk dunia perbankan, yaitu waktu aku gabung dengan Bank Universal, satu diantara bank swasta nasional yang saat itu cukup terkenal serta populer dengan inovasi product serta teknologinya, aku bukan sekedar punyai urusan dengan staf toko yang cuma delapan orang. Berkarir di bank sekelas Universal, aku bertemu dengan beberapa ribu karyawan. Pikirkan bagaimana mesti menjadikan satu visi beberapa ribu orang dengan bermacam latar belakang pendidikan serta kultur. 

Karna inti marketing tetaplah sama, yakni bagaimana dapat membuat brand yang kuat, sesaat brand begitu diwakili oleh beberapa aktor brand yg tidak beda yaitu beberapa karyawan perusahaan tersebut, bila cuma sekelas toko dengan delapan orang karyawan, gampang mengaturnya ; semuanya nurut, lah wong aku pemiliknya. Bagaimana dengan korporasi besar, serta aku hanya kroco yang barusan lulus? Waktu tersebut aku sadar kalau berkarir di marketing tidak semudah yang aku pikirkan. 

Membuat satu brand yang kuat itu seperti memainkan satu simfoni berkelas yang beberapa pemainnya yaitu semua karyawan. 

Pengalaman membuat brand aku rasakan benar saat aku berkarir di perusahaan-perusahaan hebat seperti Bank Universal, British American Tobacco, Ericsson, L’Oreal serta BMW. Aku baru bertanggungjawab dengan de facto pada peranan Sales saat aku berkarir di BMW. Diambil jadi Head of Marketing, aku tutup karier di BMW jadi VP Sales and Marketing th. 2008. Walau demikian, peranan aku didunia sales telah terbangun mulai sejak awal kali berkarir di Bank Universal. 

Marketing VS Sales 

Marketing serta sales itu seperti orang pacaran, pasangan yang terkadang berselisih pendapat, berkelahi, namun sama-sama memerlukan. 

Tim Marketing yang baik mesti dapat memberikan keyakinan rencana brand-nya pada Tim Sales terlebih dulu, sebelumnya dapat menjualnya ke pasar. Hal semacam ini tidak bermakna kalau Tim Sales yaitu titik tumpu pengembangan inspirasi ; semuanya tetaplah mesti fokus pada tujuan pasar. Peran Tim Sales yaitu memberi input serta input. Waktu input serta input dari Tim Sales nyatanya tidak cocok keinginan, waktu tersebut umumnya “ribut” diawali. Tim Sales tidak sepakat dengan inspirasi Marketing, lantas menggerakkan program atau kesibukan dengan ogah-ogahan. Saat program tidak berhasil, Tim Sales berfikir Tim Marketing memaksakan inspirasi konyolnya, walau sebenarnya mungkin saja dapat saja implementasinya yang kurang baik karna tidak yakin diri dari pertama. 

Sales yaitu dunia yang unik serta penuh ciri-khas. Bila beberapa orang katakan kalau Tim Marketing yaitu sekumpulan orang kreatif, untuk aku Tim Sales tidak kalah kreatif. Mendekati akhir bulan, waktu tujuan belum juga terwujud, aku jamin otak kreatif mereka juga akan bekerja, walau pada prakteknya ada inspirasi kreatif yang berhasil, serta ada juga yang tidak berhasil serta berbuah pada kerugian. 

Mulai sejak awal berkarir, aku senantiasa menginginkan membuat hubungan kerja profesional yang serasi, terlebih dengan rekanan paling dekat, yakni Tim Sales. Aku juga banyak lakukan koordinasi dengan mereka, dengarkan input serta membuatnya pertimbangan dalam membuat program marketing yang efisien. Karena itu, sedikit banyak aku mengerti dunia sales juga, serta makin akrab sampai pada akhirnya peranan ini jadi tanggung jawab aku juga. 

Berlainan dengan marketing, aku temukan berkarir di sales mewajibkan aktornya jadi pribadi yang super dinamis serta kreatif. Pilihan karier ini memberi peluang untuk belajar banyak pengetahuan seperti negosiasi, komunikasi, customer relationship management, complaint handling, conflict management dan sebagainya, yang pastinya begitu bermanfaat dalam kehidupan keseharian. Peran sales saat ini juga sudah banyak berubah dari alur traditional sales yang cuma mengetahui kejar tujuan, jadi seseorang konsultan yang dituntut dapat memberi jalan keluar pada pelanggan. Sales tidak terus-terusan cuma masalah jualan. 

Tersebut penjabaran ketidaksamaan tingkah laku aktor traditional sales serta moderen sales : 

Berkarir di Sales atau Marketing 

Plus Minus 

Dunia marketing seringkali diliat jadi dunia yang lebih glamor daripada sales. Walau sebenarnya prakteknya bila rekan-rekan sales berhasil menjangkau tujuan, mereka umum berjalan-jalan ke luar negeri. 

Berkarir di marketing banyak melibatkan analisis serta market understanding, sampai berjumpa dengan bermacam agensi, dari mulai penelitian hingga agency public relation, juga ikut serta di beberapa produksi, seperti session photo serta video shooting. Pulang malam telah umum buat Tim Marketing. 

Berkarir di sales banyak berjumpa orang dengan bermacam latar belakang serta berjumpa bermacam kebudayaan, karna besar peluang Tim Sales yang berprestasi juga akan dirotasi ke daerah beda. Tim Sales banyak juga menjamu client atau pelanggan, serta di sebagian industri, Tim Sales mesti cukup akrab dengan dunia malam. 

Saat aku jadi head hunter, banyak anak Sales yang memohon aku untuk mengubahkan mereka ke marketing karna terasa lelah serta menginginkan memperoleh situasi baru. Sayangnya tidak semudah itu ; bukanlah karna seorang tidak kompeten berkarya di marketing, namun lebih karna skill set yang telah terbangun juga akan sayang sekali bila tidak selalu diperkembang. 

Hadapi calon, tidak sering memanglah ada keinginan beralih dari marketing ke sales. Seseorang Sales yaitu seseorang “people person” yang saat ini dituntut mahir memberi konsultasi yang baik pada client, sesaat seseorang Marketing yaitu seseorang analis yang tahu benar keadaan pasar serta konsumennya. 

Apa pun pilihan kariermu, lakukan dengan sepenuh hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bisnis Developer Pemula

Bisnis Developer Pemula Bisnis Developer Pemula - Ingin jadi developer property? Disinilah tempatnya kita keduanya sama belajar bagaiman...